Selasa, 14 Februari 2012

Pria Berkulit Sehat Lebih Disukai Wanita

Sejak lama, para wanita lebih tertarik dengan pria berwajah maskulin dengan ciri-ciri tulang pipi menonjol, alis tebal dan wajah yang relatif panjang dengan garis rahang yang jelas. Hal ini dianggap baik karena dapat diwariskan kepada anak-anaknya.


Namun, pilihan tersebut tampaknya mengalami perubahan. Tak banyak yang tahu, jika kini sebenarnya wanita lebih tertarik dengan pria yang memiliki kulit muka yang sehat dibandingkan dengan pria berwajah ganteng,

Ian Stephen, psikolog dari University of Nottingham menemukan bahwa warna kekuningan seperti emas pada kulit merupakan pertanda alami dari kesehatan yang baik dan cenderung membuat orang tertarik.

Para peneliti menunjukkan foto-foto dari 34 pria kulit putih dan 41 pria kulit hitam, dan meminta para wanita menilai seberapa menarikkah mereka. Hasilnya, wanita lebih tertarik pada pria yang memiliki warna kulit kuning keemasan.

Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik komputer untuk mengukur secara sistematis seberapa maskulin kulit-kulit para partisipan pria.

"Warna di wajah berkaitan dengan kesehatan, terutama nuansa emas di kulit bisa jadi berasal dari pigmen karotenoid dari buah-buahan dan sayuran dalam makanan. Pigmen tanaman dianggap baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan reproduksi yang membuat kita sehat dan meningkatkan kesuburan," papar Ian Stephen, dilansir melalui Dailymail, Senin (13/2).

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Evolution and Human Behavior menyimpulkan bahwa menjadi sehat merupakan cara terbaik bagi pria untuk terlihat lebih menarik di mata wanita. Stephen juga menambahkan jika ingin memiliki kulit yang sehat, sebaiknya mengonsumsi makanan yang sehat.

"Kebanyakan orang berpikir cara terbaik untuk meningkatkan warna kulit adalah dengan cara berjemur. Tapi penelitian kami menunjukkan bahwa makan buah dan sayuran sebenarnya lebih efektif," tambahnya.

Minuman Bersoda Picu Gangguan Pernafasan



Minuman bersoda tak hanya menyebabkan obesitas dan penyakit jantung. Namun, riset terbaru menunjukkan minuman bersoda dapat menyebabkan gangguan pernapasan.


Peneliti dari University of Adelaide menemukan minum minuman bersoda terlalu banyak menaikkan risiko asma dan penyakit paru obstruktif kronik (chronic obstructive pulmonary disorder/COPD).

Peneliti menganalisis kesehatan dan kebiasaan minum soda dari 16.907 orang berusia 16 tahun keatas di Australia Selatan antara tahun 2008-2010.

Temuan yang dipublikasikan dalm jurnal Respirology ini menemukan orang yang mengonsumsi setidaknya setengah liter soft drink per hari berisiko dua kali lebih mungkin untuk menderita gangguan pernapasan dibandingkan mereka yang tidak minum soft drink sama sekali.


"Semakin banyak mengonsumsi soft drink, maka akan semakin besar risiko untuk menderita penyakit ini," ungkap peneliti.


Peneliti juga menemukan merokok turut menaikkan kesempatan seseorang akan penyakit paru-paru. Perokok yang mengonsumsi setengah liter minuman soda per hari memiliki risiko 6,6 kali lebih besar menderita COPD dibandingkan mereka yang menahan diri dari dua kebiasaan tersebut.